5 to 7: There are some people you marry and you love

Really enjoy this film because its shows that we witness some people in love becoming wiser as they spend a couple of hours with each other in their respective Cinq à Sept affairs.

Beneran, deh, dalam film ini kita akan belajar cara mencintainya orang Prancis dan Amerika. Meskipun gak bisa digeneralisasikan, ya….

Film ini bercerita tentang seorang cowok bernama Brian Bloom, 24 tahun, dan ingin jadi penulis yang menjalin hubungan dengan Arielle, seorang wanita 33 tahun, sudah menikah dan memiliki dua anak.

Bérénice Marlohe as Arielle

Kerennya… film ini padat, to the point, dan kedua peran utama benar-benar menghayati perannya. Brian sebagai cowok muda yang jatuh cinta sama Arielle dan Arielle sebagai wanita Prancis yang elegan, pinter, dan easy going sekaligus open minded.

Tema dari film ini bisa dibilang perselingkuhan yang dilakukan dengan terang-terangan dan bijaksana. wkwkw.

Arielle percaya dengan istilah Prancis, Cinq à Sept yang artinya dari jam 5 sore sampai 7 malam. Di jam tersebut, kita bisa melakukan aktivitas sesuka kita sebelum pulang ke rumah. Dan hubungan antara mereka berdua dilakukan di jam tersebut.

Pada pertemuan pertama, keduanya udah saling jatuh cinta. Awalnya Brian keberatan dengan status Arielle yang udah jadi istri orang. Tapi Arielle meyakinkannya bahwa hubungan semacam itu boleh-boleh aja.

what if the love of your life already had a life?

Dengan begitu, hubungan mereka pun terjadi secara terang-terangan. Suaminya Arielle, Valery mengetahui hubungan istrinya dengan Brian. Begitu juga kedua anak Arielle yang menganggap Brian sebagai pacar mamanya *seriusan anaknya ngomong gitu*. Dan oh ya, orang tuanya Brian pun tahu anaknya punya hubungan dengan istri orang. Oh terus Valery juga punya selingkuhan namanya Jane. Kocak gak tuh suami istri punya orang lain yang juga dicintainya? I didnt mention mereka selingkuh ya because selingkuh itu terjadi diam-diam, kalau yang ini engga.

Meskipun terkadang Brian merasa guilty dan insecure dengan hubungan itu.

Suatu hari tulisan Brian dipublikasiin. Dan itu terjadi berkat bantuan Valery juga sebenarnya. Nah, saat itu, Brian memutuskan untuk melamar Arielle.

Tapi Arielle menolaknya dengan meninggalkan sebuah surat, intinya…

Dia ketemu Valery sebagai seseorang yang baik dan bertanggung jawab dan dia sangat respect meskipun dia gak pernah tahu rasanya jatuh cinta. Hingga akhirnya dia bertemu Brian dan merasakan jatuh cinta sampai dia merasa seperti sangat hidup. Tapi dia tetap gak bisa… bukan karena perbedaan usia, perbedaan budaya, atau gak percaya bahwa Brian akan menjadi suami yang baik, tetapi karena Valery selalu menepati janjinya, “I will hold your heart more tenderly than my own.” Itu janji Valery dan Arielle pun merasa perlu menepati janji tersebut…..

Meskipun sakit, Brian berusaha menerima kenyataan tersebut. Yup the point is if he’d just played the game, they would have ended it.

Akhirnya, Brian pun menikah dengan wanita lain. Selang beberapa tahun, mereka bertemu lagi…. Arielle dengan keluarganya dan begitu juga Brian. Mereka kembali hangat dan akrab.

Happy ending 🙂

You are the Apple of My Eyes: Maybe in that universe we are together

Picture35

Kalau ditanya film romantis apa yang paling seru? jawaban pertama gue adalah film You are the Apple of My Eyes. Film Taiwan ini diadaptasi dari novel dengan judul sama. Film ini diangkat dari kisah nyata sang penulis sekaligus sutradara, Giddens Ko. Apa ya… pas tau ini film diangkat dari kisah nyata, gue ngebayangin, kok ada ya, kisah percintaan yang sebegini mengharukannya. hehe. Kok ada ya kisah cinta yang setulus ini. hehe.

Pemeran utama film ini adalah Ko Chen Tung sebagai Ko Ching Teng dan Michelle Chen sebagai Shen Chia Yi. Keduanya berhasil banget memberikan peran terbaiknya, sebab sehabis nonton ini, air mata gue mengalir begitu saja… dan juga hati ini seolah tersayat perih. wkwk.

Shen Chia Yi merupakan siswi teladan, cantik, dan pinter. Dia adalah idola di SMA nya. Dan juga banyak disukai oleh cowok-cowok, termasuk teman-temannya Ko Teng. Banyak cara digunakan untuk menaklukan hati Chia Yi, tapi satu pun gak ada yang berhasil sebab ya emang caranya konyol semua, sih.

Nah, Ko Teng awalnya gak begitu tertarik sama Chia Yi, juga gak begitu dekat. Sampai suatu hari, Ko Teng dan temannya bikin ulah di kelas. Dia mastubrasi di kelas dong! Dan hal itu membuat dia harus duduk di depan Chia Yi. Jelas saja itu PR buat Chia Yi karena dia harus mengawasi Ko Teng yang super bandel dan malas belajar untuk gak main-main selama belajar.

Picture3Picture2

Selanjutnya, pada pelajaran Bahasa Inggris, Chia Yi lupa bawa buku paket. Ko Teng yang awalnya merasa seru kali, ya, kalau murid teladan dihukum, tiba-tiba berubah pikiran dan langsung ngasih bukunya ke Chia Yi. Jadi, dia deh yang kena hukuman. Gara-gara itu, Chia Yi jadi berniat untuk ngajarin Ko Teng semua pelajaran supaya nilainya bisa bagus. Tambah lagi dalam buku itu, Ko Teng nulis, “Shen Chi Yi sebenarnya manis juga kalau tersenyum.” Jadi melting, deh…

Picture4

Dengan beralasan mau mengucapkan terima kasih, Chia Yi mulai memberikan soal-soal untuk Ko Teng. Awalnya, Ko Teng gak mau peduli, tetapi kata-kata magis dari Chia Yi bikin dia akhirnya tergerak dan sedikit demi sedikit mau belajar.

Ko Teng akhirnya mengerti bahwa belajar itu susah, makanya orang yang bisa belajar adalah orang yang hebat.

Dia pun tahu bahwa pada dasarnya, meskipun suatu hari dia melupakan pelajaran hari ini, tetapi dengan belajar artinya dia berusaha untuk melakukan atau mempunyai tekad untuk melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan. Gitu lah pokoknya.

Picture11Picture12Picture5

Berkat Shen Chia Yi, belajar pun menjadi satu hal yang candu.. Sampai mereka berdua bikin taruhan, kalau nilai Ko Teng lebih tinggi, Shen Chia Yi harus mengikat rambutnya.

Dan… ya, jelas saja, nilai Ko Teng berada di bawah Chia Yi. Tapi gimana, ya, taruhan ini membuat mereka 200% lebih dekat dari sebelumnya.

Picture33Picture34

Ko Teng pun langsung membotakan rambutnya dan keesokan harinya, Chia Yi mengikat rambutnya dan membuatnya 10000% lebih cantik dari sebelumnya.

Picture13Picture14Picture15

Graduation pun tiba. Dan itu artinya, mereka harus berpisah dengan jalannya masing-masing. Chia Yi kuliah di Taiwan ngambil jurusan pendidikan. Ko Teng di luar kota, gak tahu jurusan apa. Teman-temannya yang lain pun kuliah di tempat yang berbeda dan menjalani hidupnya masing-masing.

Saat semester awal, hubungan Ko Teng dan Chia Yi masih sangat hangat. Tiap malam, Ko Teng sering nelepon Chia Yi dan saat libur semester, mereka pun ketemuan untuk jalan bersama. Saat liburan ini, mereka romatis banget dan di sini Chia Yi dan Ko Teng udah menunjukkan rasa sukanya. Tapi, sayang sekali, karena Ko Teng ngerasa gak pede dan takut banget ditolak, dia pun memutuskan untuk terus menyukai Chia Yi. Dia bilang,

“Shen Chia Yi, aku menyukaimu. Sangat menyukaimu. Suatu hari nanti aku akan mendapatkanmu. Sepuluh juta persen akan mendapatkanmu.”

“Apa kau mau tahu jawabannya sekarang? Aku bisa menjawabmu.”

“Tidak, aku tidak bertanya jadi kau tidak boleh menolakku. Biarkan aku tetap mencintaimu…”

 

Picture17Picture18

Selesai liburan, masa perkuliahan pun kembali dimulai. Entah kesurupan apa, jiwa kekanak-kanakan Ko Teng pun muncul lagi. Dia berniat untuk mengadakan kompetisi bertarung.

Dari sini, Chia Yi datang dan sedih karena kenapa sih Ko Teng harus menyakiti dirinya sendiri. Ko Teng yang saat itu babak belur malah menyangka bahwa Chen Yi gak bisa membiarkannya bahagia dan bebas. Gara-gara itu, mereka berdua akhirnya berpisah dan lost contact.

Sehabis itu, Chia Yi pernah pacaran sama A Ho, temennya Ko Teng yang dari SMA suka sama Chia Yi.

Suatu hari, ada gempa dan pusatnya di Taiwan–yang berarti di tempatnya Chia Yi. Ko Teng yang juga merasakan gempa itu langsung mencoba untuk menelpon Chia Yi. Dia lari-lari mencari sinyal untuk bisa menghubungi Chia Yi.

Saat teleponan itu, mereka membicarakan masa-masa ketika SMA. Aww sweet banget wkwkkwkw. Ko Teng bilang,

“Apa kamu percaya dunia paralel, mungkin di dunia itu kita sedang bersama.”

“Betapa irinya pada mereka…” Jawab Chia Yi.

Udah jelas banget bahwa sebetulnya, Chia Yi juga punya perasaan yang sama.

Picture23Picture24

Waktu berlalu dan mereka pun gak saling temu. Tiba-tiba Ko Teng dapat telepon dari Chia Yi. Di telepon itu, ternyata Chia Yi mengundangnya ke acara pernikahan dia… hahaha what a funny 🙂

Di pesta pernikahan Chia Yi, semua teman masa SMA nya datang. Mereka bernostalgia tentang gimana mereka saat SMA. Meskipun mereka sangat menyukai Chia Yi, tapi mereka sangat fair dan solid, gak ada pertengkaran maupun rebutan. Sangat supportif 🙂 Meskipun begitu, hanya Ko Teng yang benar-benar mendapatkan hati Chia Yi. Karena kalau dilihat dari usaha, usaha Ko Teng yang paling natural…

“kamu tidak mengerti, kalu kamu sangat menyukai seorang wanita, kamu akan tahu, untuk mendoakan dia bahagia menikah dengan orang lain adalah selamanya hal yang tidak mungkin.” – Ko Teng

Dan… eng ing engg….

Saat mereka lagi ngobrolin tentang Chia Yi, Chia Yi datang bersama suaminya. Dengan gaun putih. Dan gandeng suaminya 🙂 Dia tersenyum bahagia banget….

Saat Ko Teng melihat Chia Yi, dia tertegun dan sangat iklas memberikan tepuk tangan untuk kebahagiaan mereka berdua.

Ko Teng pun sadar bahwa ketika dia melihat orang yang amat dia cintai bahagia, maka dia akan hanyut dalam kebahagiaan itu juga. Memang itu agak sedikit impossible, sih, karena bagaimana bisa kita yang udah berjuang mati-matian bisa melihat orang yang kita sayang sama orang lain?

“Aku salah…

Ternyata saat kau sangat menyukai seorang wanita, ketika ada seseorang yang menyayanginya, mengasihinya, maka kamu akan benar-benar dari hati terdalam mendoakan dia bahagia selamanya.”

percaya atau engga… tapi sejujurnya ini film sangat tidak bisa dipercaya, sih.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Sehabis itu, scene pun flash back saat masa remaja mereka di SMA. Ternyata, Chia Yi sudah menyukai Ko Teng dari SMA. Justru sikap kekanak-kanakannya yang membuat Chia Yi bahagia dan tentu saja sikap Ko Teng yang mau berusaha menjadi lebih baik dan giat belajar membuat Chia Yi mencintainya. hehehe

Selain itu, saat liburan semester. Saat Ko Teng bilang, “Biarkan aku tetap mencintaimu.” Saat itu juga Chia Yi bilang, “Mari kita pacaran.”

Memang mereka gak officially pacaran, sih, tetapi sebenarnya, Ko Teng telah mendapatkan hati Chia Yi secara utuh.

Entah film ini beneran dari kisah nyata penulis dan sutradaranya atau ada modifikasi, film ini patut diapresiasi karena semua genre ada pada film ini. I mean ada genre romance nya, comedy, juga drama.

Dan pastinya, banyak banget quotes penting yang bisa ditanamkan dalam hidup. Beberapanya adalah…

“Karena pernah kamu sukai,aku jadi sulit untuk merasa orang lain benar-benar menyukaiku”

“Dalam percintaan, masa paling romantis adalah masa pendekatan,pada saat sudah benar-benar jadian, banyak perasaan yang akan sirna”

“Dalam menuju dewasa, hal yang paling kejam adalah perempuan selalu lebih dewasa dari laki-laki seumurnya. Kedewasaan seorang perempuan, tidak ada satupun laki-laki yang bisa menampungnya.”

Picture1

Call Me By Your Name: And i will call you by mine

Call Me By Your Name adalah bagian dari trilogi desire-nya Luca Guadagnio. Sebelumnya, ia membuat film I am Love (2009) dan A Bigger Splash (2015).

Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya André Aciman. Setelah rilis awal tahun 2017, film ini mendapat banyak banget penghargaan.

Entah dari mana bagusnya, bagiku film ini biasa-biasa saja. Ceritanya klise. Alurnya lambat dan untuk ukuran film selama 2 jam, rasanya kurang puas dengan isi ceritanya.

Secara singkat, film ini bercerita tentang romansa dua orang gay, Elio dan Oliver.

Elio yang diperankan oleh Timothée Chalamet kedatangan tamu musim panas, yaitu seorang mahasiswa Ayahnya, Oliver, yang diperankan oleh Armie Hammer.

Elio adalah remaja 17 tahunan yang pintar main musik dan Oliver laki-laki matang berumur akhir 20tahunan yang disukai banyak cewek.

Mereka tinggal satu rumah di daerah pedesaan Italia. Elio banyak membantu Oliver sekaligus Ayahnya untuk penelitian. Semakin lama, Elio menyadari bahwa ada sesuatu yang membuat hatinya bergejolak terhadap Oliver. Elio yang masih remaja sangat berhati-hati untuk menyimpulkan perasaan itu.

Kemudian ada satu momen, ketika mereka jalan bersama ke kota. Elio akhirnya mengungkapkan perasaannya. Dengan lembut dan tersirat, tentunya.

Sayangnya, Oliver ternyata cukup menahan perasaannya terhadap Elio, meskipun sebenarnya dia juga suka.

Perlahan-lahan, Elio dan Oliver pun semakin menunjukkan rasa cintanya. Adegan-adegan eksotis selayaknya pasangan gay pun bermunculan.

Hingga suatu ketika, Oliver harus pulang. Liburan musim panasnya bersama Elio dan keluarganya sudah usai.

Ketika itu, Elio galau berat. Ibaratnya ditinggal cinta pertama, gitu…

Waktu berlalu. Oliver sudah meninggalkan Elio selama dua tahun. Tiba-tiba, Oliver menelepon Elio bahwa dia akan bertunangan. Elio pun sedih.

The end.

Tapi sebetulnya, banyak hal yang bisa diceritakan, hanya saja inti ceritanya memang hanya segitu jadi kurang menarik. Apalagi alurnya sangat lambat dan cenderung membosankan.

Meskipun film ini mendapat banyak penghargaan, banyak juga cibiran dan kritikan untuk film ini.

Pertama, usia Elio yang terkesan muda untuk ukuran kisah cinta yang terlalu kompleks dan usia Oliver yang terlihat seperti awal 30 tahunan, padahal di novelnya usia mereka hanya berjarak 5 tahun.

Kedua, Elio dan Oliver bukanlah gay di dunia nyata.

Ketiga, film ini dianggap film minim budget karena latarnya itu-itu saja.

Sebagai penonton, kekecewaanku hanya terpaut pada alur yang terlalu lambat dan cerita yang terlalu santai. Gak gemes gitu loh. Ceritanya ngelantur ke mana-mana tanpa tujuan. Di satu scene mereka lagi makan, kemudian berenang, kemudian ikut penelitian, jalan-jalan, dan bla bla bla, tanpa dikasih tahu gunanya scene itu untuk keutuhan cerita apa….

Padahal udah berekspetasi lebih sama film ini karena sejak rilis, banyak banget yang merekomendasikan, terlebih pemeran utamanya Timothée, aktor Italia-Amerika yang lagi tenar-tenarnya saat ini. Sayang juga, sih, aktor setampan dia harus akting jadi gay. Bagaimanapun, penonton mungkin aja terkecoh dan percaya bahwa dia betulan gay 🙂

*Pic: Pinterest

**Foto Elio banyak banget, iya sebab kusuka Timothée Chalamet mulai sekarang 🙂

The Boy in the Striped Pyjamas: A Story of innocence in a world of ignorance

Film yang dirilis tahun 2008 ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama. Film ini akan membawa kita pada kekejaman Nazi di masa Perang Dunia II.

The Boy in The Striped Pyjamas menceritakan kisah dua orang anak, yaitu Bruno yang diperankan oleh Asa Butterfield dan Shmuel yang diperankan oleh Jack Scanlon.

Bruno terpaksa harus pindah ke Berlin karena Ayahnya yang seorang tentara harus dipindahtugaskan. Di rumah barunya, Bruno merasa kesepian karena tidak memiliki teman, Ayahnya pun menyediakan guru privat sehingga ia tak perlu pergi ke sekolah.

Banyak hal mencurigakan yang ia alami di lingkungan rumah barunya. Seperti adanya bangunan di balik perkebunan yang bisa ia lihat dari jendela kamarnya, pria tua pengupas kentang yang selalu memakai piyama, serta bau asap dari perkebunan.

Saking bosan dan penasarannya, Bruno diam-diam menjelajahi perkebunan. Akhirnya dia bertemu dengan Shmuel yang saat itu berada di balik pagar berkawat. Bruno ingin mengajak Shmuel bermain, tetapi dia tidak bisa karena harus bekerja dan taat pada aturan kem.

Bruno pun bertanya-tanya, tentang apa yang terjadi di kem, mengapa ada kawat, dan mengapa Shmuel tidak bisa keluar. Sampai akhirnya dia tahu kalau Shmuel adalah Yahudi.

Bruno lalu menyadari bahwa ada korelasi antara pekerjaan Ayahnya dengan nasib yang ditanggung Shmuel. Bruno pun tahu bahwa seharunya mereka gak berteman.

Suatu hari Shmuel datang ke rumahnya untuk jadi pekerja. Lalu Bruno memberikan dia kue. Tapi saat ada tentara yang memergoki, Bruno mengaku tidak mengenal Shmuel dan menuduhnya mencuri kue. Gara-gara itu, Shmuel kena masalah dan dipukuli sampai babak belur.

Bruno merasa bersalah dan sedih karena sudah mengkhianati teman satu-satunya.

Di sisi lain, Ibu Bruno lambat laun tahu bahwa pekerjaan suaminya bukan hanya sebagai tentara, tetapi juga sebagai pembantai jutaan orang Yahudi. Suaminya adalah otak dan antek-antek Nazi yang kejam. Mengetahui hal itu, Ibunya stress berat dan minta pindah.

Satu hari sebelum pindah, Bruno dan Shmuel berencana mencari Ayah Shmuel yang hilang di kem. Besok paginya, Bruno pun datang dan Shmuel memberikannya piyama yang sama dengannya untuk bisa masuk ke kem.

Mereka berdua menyelidiki area kem. Dan di situ, Bruno menyadari bahwa kehidupan di kem sangat berat. Keluarganya yang saat itu mau pindah, kebingungan mencari Bruno. Jejak demi jejak diikuti sampai mereka pun masuk ke area perkebunan, tempat kem konsentrasi tersebut berada.

Di sisi lain, Bruno dan Shmuel dalam kondisi bahaya. Bruno ketakutan saat tentara-tentara membentaknya dan menyuruhnya untuk “mandi”

Mereka pun membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke toren besar. Kemudian tentara Nazi menutup semua celah dan menaburkan serbuk beracun.

Keluarganya terlambat. Ibunya hanya menemukan pakaian Bruno sebelum dia masuk ke kem konsentrasi. Ayahnya yang seorang Nazi menangis karena pembantaian yang dia rencanakan pada Yahudi malah terjadi pada anaknya. Bruno mati atas rencana Ayahnya.

The end

Setelah pertama kali dirilis di Britania Raya pada tahun 2008, film ini kemudian dirilis di USA dan Israel pada tahun yang sama.

Untuk ukuran film histori, ceritanya seru dan enteng banget karena dilihat dari sudut pandang Bruno, yang masih kecil dan polos. Film ini akan mengingatkan kita pada Holocaust, tentang pembantaian Nazi, dan tentang sulitnya menjadi Yahudi di masa itu.

Film ini relevan banget sama sejarah yang ada. Pembantaian yang dilakukan Nazi memang dimulai dari orang tua karena dianggap gak berguna dan anak kecil karena dianggap sebagai penerus Yahudi. Sedangkan yang masih muda dijadikan pekerja.

Dan kem konsentrasi itu memang ada. Orang Yahudi dikasih seragam garis-garis biru dan banyak yang meninggal karena kerja paksa, kena penyakit, atau memang dibunuh masal oleh tentara Nazi.

Meskipun di film ini Yahudi dibantai, jangan bilang kalau Yahudi pantas mendapatkannya karena sekarang Yahudi membantai Palestina. Jangan gitu. Karena ini bukan masalah Ras, ini masalah kemanusiaan. Bagaimanapun yang namanya pembantaian itu kejam.

We Need to Talk About Kevin: Mommy was happy before Kevin came along

We Need to Talk About Kevin adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Lionel Shriver. Film ini disutradarai oleh Lynne Ramsay dan dirilis tahun 2011. Genrenyaa… Tentang drama thriller.

20 menit pertama pasti bakal bingung banget nonton film ini. Ceritanya absurd dan plotnya loncat-loncat bikin penonton gak ngerti arah film ini ke mana. Apalagi fokusnya kan tentang Kevin, tapi di awal cerita yang selalu disorot malah Ibunya.

Ternyata, film ini memang mau menceritakan tentang Kevin, seorang anak psikopat yang dalam dirinya dipenuhi kebencian dan kebencian terbesarnya adalah benci pada Ibunya. Kisah tentang Kevin ini diceritakan melalui sudut pandang sang Ibu.

Dulunya, sang Ibu, Eva, yang diperankan oleh Tilda Swinton, memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama suaminya Franklin yang diperankan oleh John C. Reilly. Tapi kehidupan itu berubah semenjak adanya Kevin.

Kevin kecil sudah menunjukkan sikap abnormal dan sakit jiwa. Kevin banyak banget bikin ulah dan bikin kesal. Saat masih bayi, dia selalu nangis setiap digendong oleh Ibunya. Tapi tiba-tiba berhenti saat digendong sang Ayah. Hal ini terus berlanjut. Kevin kecil selalu membuat kekacauan, seperti nyemprot dinding kamarnya pakai pewarna, padahal Ibunya udah susah payah mendesain dinding itu. Terus, selalu pakai popok padahal udah gede. Ngeberantakin rumah, makanan, dan banyak lagi.

Ibunya mencoba sabar meskipun kadang kesabarannya habis. Tetapi, di depan Ayahnya, Kevin seolah berubah menjadi anak yang baik dan penurut. Semakin Ibunya protes hal tentang Kevin, semakin Ayahnya yakin kalau Kevin normal seperti anak lainnya, hanya bandel aja.

Kevin kecil suka banget permainan panah dan cerita Robin Hood. Saking cintanya, Ibunya sering bacain cerita Robin Hood saat dia masih kecil. Kemudian, lahirlah Celia.

Kevin besar diperankan oleh Ezra Miller. Gak ada yang berubah dari Kevin. Dia masih menjadi seorang Psikopat yang sinis dan jahat. Dia selalu usil sama adiknya bahkan dia kayaknya menjadi penyebab kebutaan Celia. Asumsi ini dijelaskan dengan scenes saat Kevin makan buah yang seolah-olah dia makan bola matanya Celia dengan penuh kemenangan.

Suatu hari dia mendengar kalau orang tuanya mau cerai. Sebelum hal itu terjadi, Kevin makin menggebu-gebu bikin ulah. Akhirnya dia pun beneran berulah.

Sebelum hari ulang tahunnya yang ke-16 (kalau gak salah) dia membuat suatu insiden mematikan. Saat itu dia pergi ke sekolah dan membunuh siswa dan guru yang ada di sekolah dengan memanah tubuh mereka. Ibunya yang tau insiden itu langsung mencoba menghubungi suaminya. Sesampainya di rumah, ternyata suaminya (alias Ayahnya Kevin) dan Celia ditemukan mati terbunuh dengan panah yang menancap di tubuh mereka.

Kevin pun masuk penjara. Tetapi setelah kejadian itu, Ibunya mendapatkan “hukuman sosial”. Sebenernya hukuman inilah yang membuat plot cerita maju mundur. Jadi setelah insiden itu, rumah Ibunya selalu dilempari cat merah, dihujat di lingkungan sosialnya, dan kejadian itu bikin dia stress berat.

Film ini bagus bangettttt terutama buat mengasah kemampuan kita dalam menilai kondisi psikologi orang. Dari film ini, Tilda Swinton dapat Oscar tapi kemampuan akting Ezra Miller di film ini bener-bener total sebagai seorang psikopat, jadi dia juga harusnya berhak dapat penghargaan atas film ini.

Sumber gambar: Pinterest

The Last Samurai: I will tell you how he lived


The Last Samurai adalah film yang berkisah tentang problematika Jepang pada tahun 1800an. Meskipun film ini disutradarai oleh orang Amerika, tapi itu gak mengurangi unsur budaya Jepang dan filmnya juga gak bertujuan untuk menonjolkan kekuatan Amerika itu sendiri kok.

Pada tahun itu, Jepang berada pada masa transisi ke arah Barat. Mulai dari pakaian sampai fasilitas, semuanya meniru Barat. Mereka berpikir bahwa Barat adalah kiblat modernitas. Dan itulah yang membuat mereka–khususnya sang Kaisar menganggap bahwa hal yang bersifat tradisional sudah sepatutnya ditinggalkan.
Jepang akhirnya meminta Nathan Algern yang diperankan oleh Tom Cruise untuk melatih pasukan mereka dalam berperang melawan pasukan Samurai. Algern digambarkan sebagai seorang kapten asal Amerika yang sudah sering memimpin perang. Dengan bayaran yang cukup tinggi, Algern pun menerimanya.

Dia melatih pasukan Jepang untuk menembak. Mereka sengaja dipersiapkan untuk melawan pasukan Samurai yang dianggap sebagai musuh dan pemberontak karena menentang modernitas. 

Suatu hari, pertempuran pun terjadi. Padahal saat itu, pasukannya belum siap perang. 

Di sinilah pertama kali Algern bertemu Katsumoto, yang diperankan oleh Ken Watanabe, seorang pemimpim Samurai. Saat itu, semua pasukannya mundur ketika mengetahui kekuatan Samurai yang kuat banget, hanya dia sendiri yang melawan Samurai sampai akhir. Akhirnya dia dibawa ke sebuah desa kecil dan menjadi tawanan.

Di desa kecil itu, dia dirawat oleh Taka–adiknya Katsumoto. Awalnya Algern merasa like wtf ngapain dia ada di desa itu. Sebab Katsumoto memperlakukan dia dengan baik dengan sering ngajak ngobrol, ga disiksa, dan menjanjikan dia untuk bisa kembali saat musim berganti sehingga dia merasa gak seperti tawanan di sana. Meskipun kadang dia merasa diabaikan sama penduduk di sana.

Di desa kecil itu, sedikit demi sedikit dia belajar tentang kebudayaan Jepang. Dia belajar bertarung dengan samurai. Dia belajar tentang sebuah harga diri dan mengerti apa yang dipertaruhkan oleh pasukan Samurai. Dia juga belajar tentang ketentraman dan kedamaian hidup yang gak pernah dia dapatkan sebelumnya. Sampai akhirnya, dia pun mencintai desa itu dan seisinya. 

percakapan tentang Bushido
Di desa kecil itu, dia semakin akrab dengan Katsumoto. Banyak percakapan seru dan berfaedah terjadi. Dari mulai perang sampai dengan kehidupan. Di sini pun dia pernah membahas tentang Bushido. 

Musim berganti dan Algern kembali ke pusat kota. Di situ dia melihat betapa modernnya Jepang dengan segala alat-alat tempurnya. Jepang semakin galak untuk urusan kerjasama dengan pihak Barat. Dia ditawari untuk tetap membantu pemerintah menyingkirkan Samurai. Bagaimanapun, Katsumoto dan seluruh pasukannya seolah harus dibasmi. Di situ pula suara Katsumoto sudah gak didengar lagi oleh sang Kaisar. Sampai akhirnya, dia ditawari untuk harakiri.

Untungnya Algern dan pasukan Samurai yang lain datang. Dia menyelamatkan Katsumoto dan membawanya pergi. Dalam pertempuran kecil itu, nyawa Nobutada, adiknya Katsumoto melayang. Haru biru makin terasa di bagian ini.

Mereka kembali ke desa untuk menyiapkan pertempuran besar. Algern menyiapkan strategi perang. Dengan sepenuh jiwa, dia membantu Katsumoto. Di sini juga ada bumbu cinta antara Taka dan Algern. Perasaan itu muncul sebab Taka selalu merawatnya. Algern pun sangat akrab dengan kedua anak Taka, padahal mereka tau kalau Algern adalah orang yang membunuh ayah mereka di suatu medan tempur. 

Perang dimulai!

Pasukan pemerintah Jepang sangat banyak jumlahnya, bahkan berpuluh-puluh lipat dari pasukan Samurai. Ditambah lagi mereka punya senapan dan meriam yang canggih. 

Ketika Algern dan Katsumoto masuk ke medan tempur, di situlah Algern semakin dicap sebagai pengkhianat. Tapi hal itu gak mengurungkan niatnya untuk membantu Katsumoto. 

Meriam diluncurkan. Pasukan Samurai dimundurkan untuk menarik pasukan lawan mendekat. Dan benar saja, ketika tembakan kedua, pasukan pemerintah Jepang mulai mendekat dan menjadi sasaran empuk bagi para Samurai. 

Pertempuran pertama itu menghabiskan banyak nyawa. Tetapi pasukan Samurai tetap bertahan meskipun jumlah mereka semakin menipis. 

Pertempuran kemudian dilanjutkan. Katsumoto dan Algern berada pada barisan terdepan. Peluru bertubi-tubi menghujani setiap langkah kuda mereka. Tanpa ampun, pasukan pemerintah Jepang terus melayangkan tembakan.

detik-detik kematian Katsumoto
Di medan tempur, Katsumoto tak mampu lagi menahan deraan peluru yang menusuk tubuhnya. Hingga akhirnya dia terjatuh dengan banyak darah di sekujur tubuhnya. Algern mencoba untuk menggapainya. Beberapa patah kata yang diucapkan Katsumoto menjadi penutup bagi hidupnya yang mulia. Dia mati bersama samurai yang dia tancapkan di dadanya serta bunga sakura yang serta merta jatuh ke tanah. “Perfect” ucapnya. 

Baginya kematian itu adalah sesuatu yang sempurna. Sesuatu yang mengantarkannya pada kemuliaan.

Sendu dan haru mewarnai medan tempur. Melihat semangat dan perjuangan Katsumoto, akhirnya pasukan pemerintah Jepang pun memberikan penghormatan yang terakhir. Juga tetesan air mata membasahi pipi para prajurit yang tersisa. 

Katsumoto mati dengan sempurna

Selanjutnya Algern pergi menemui sang Kaisar. Dia menyerahkan Samurai Katsumoto itu kepada Kaisar dan memintanya untuk selalu mengingat pengorbanan para leluhur. 

Dari situlah sang Kaisar kemudian sadar. Dia ingin mewujudkan Jepang sebagai bangsa yang mandiri, modern, dan makmur, tapi apalah itu semua jika dia kerap melupakan perjuangan para leluhurnya.

Perang pun selesai.

Dan Nathan Algern, entah dia pergi ke mana. Cerita tentangnya dibuat menggantung. Ada tiga asumsi tentang dirinya, mati, kembali ke negara asalnya, atau kembali ke desa kecil itu untuk memulai hidup yang damai dan mulia. 

Film ini menjadi suatu pembelajaran yang baik. Tentang Jepang, sejarah, dan bagaimana memahami sebuah adat dan tradisi.

Sebetulnya sang Kaisar gak kejem-kejem banget. Dia hanya terpengaruh oleh penasihat hukumnya, Tuan Omura, yang selalu mengarahkannya pada modernisasi, pada westernisasi, dan pada perang itu sendiri.

Katsumoto dianggap sebagai penentang. Padahal, dia hanya ingin menghidupkan samurai di tengah-tengah modernitas. Bahkan, dia sangat menghormati sang Kaisar karena menganggapnya sebagai titisan Dewa. Bahkan kalau sang Kaisar memintanya untuk mati, dia akan melakukannya. Sebegitu nurut dan takluknya dia!

Ini film pertama yang mengantarkanku pada Tom Cruise, kemudian nonton film-filmnya yang lain, jadi makin sukaaa banget sama perannya. Begitu juga dengan Ken Watanabe, ternyata dia juga main di Memoirs of a Geisha ❤️

Nilai buat film ini 10/10 karena sebegitu perfect nyaaa!!!! Mulai dari cerita, alur, dan pemeran, semua digagas dengan sangat amat sempurna!


Pict: pinterest

Video: youtube

Life is Beautiful: This is the sacrifice my father made

Buongiorno, principessa

Roberto Benigni memang pantas mendapat piala oscar dan beberapa penghargaan lain atas karyanya!

Film Life is Beautiful atau La Vita é Bella dalam bahasa Italia adalah film Italia pertama yang kutonton. Film bergenre drama komedi ini dirilis tahun 1997, huuwww film jadul banget, kan! Tapi kajadulan gak membuat film ini jelek untuk ditonton tahun 2018! 

Roberto Benigni adalah penulis, sutradara, sekaligus pemeran utama dalam film ini. Dia memerankan tokoh Guido Orefice, seorang Yahudi yang sangattttttt easy going dan selalu membuat hidupnya seperti baik-baik saja meskipun dia berada dalam keadaan yang sulit.

Cerita berawal dari bagaimana Guido bertemu istrinya, Dora. Dia melakukan banyak cara unik dan nekat untuk merebut hati wanitanya. Sampai-sampai, Dora–yang keturunan bangsawan mau menikah dan hidup bersama Guido yang hanya berprofesi sebagai pelayan dan penjual buku.

Kemudian mereka memiliki anak laki-laki bernama Giosué. Hidup mereka sangat indah, harmonis, dan idaman banget, deh! Semua berkat sifat Guido yang selalu menularkan sisi positif dalam menjalani hidup.

Suatu hari, Nazi menduduki daerah Italia dan membuat Guido yang keturunan Yahudi dibenci dan harus tersingkir.

Mereka sekeluarga diasingkan dalam camp konsentrasi milik Nazi. Dari situ kebahagiaan berubah. Karena laki-laki dan perempuan terpisah, Guido dan Giosué harus terpisah dengan Dora.

Di sinilah hal-hal menyedihkan dan cobaan untuk mereka datang silih berganti. Di tengah kesulitan, Guido selalu menjaga anaknya dengan baik. Dia tidak pernah menunjukan bahwa keadaan mereka sedang dalam masalah. Guido selalu bilang bahwa mereka sedang bermain sebuah game dan pemenangnya akan mendapat tank. 

Dia selalu mengupayakan bagaimana Giosué terlihat aman. Dia menggunakan imajinasinya untuk selalu menghibur Giosué! Dia juga yang selalu menyemangati Giosué untuk selalu percaya bahwa keadaannya dapat berakhir bahagia.

Tapi pengorbanan Guido harus terbayar pahit. Suatu malam saat keadaan mulai kacau, dia berencana untuk kabur. Bagian ini jadi akhir yang paling menyakitkan. Bagian ketika dia dibawa untuk mati…… Bagian ketika dia harus melihat Giosué untuk terkahir kalinya. Ketika itu, dia meminta Giosué untuk bersembunyi sampai keadaan aman. Tapi siapa sangka, melalui tempat persembunyiannya, Giosué dan Guido berpandangan untuk yang terakhir kalinya. Dan Guido mati ditembak tentara Nazi. 

Hancur sudah hati penonton ketika mendengar tiga tembakan di balik tembok camp Nazi. Juga sedih rasanya ketika melihat Giosué keluar dari tempat persembunyiannya dan merasa sebagai “pemenang” dari permainan yang selalu dicekoki sang ayah! 

Beruntungnya, di akhir film ini, sang ibu selamat dan dapat bertemu lagi dengan Giosué!
Sumber gambar: Pinterest

​The Space Between Us: Apa yang Kamu Sukai dari Bumi?

O-Espaço-Entre-Nós-5

Pernah membayangkan lahir di planet lain dan ditolak di bumi? Atau berhubungan dengan manusia Mars? Inilah kisah percintaan Gardner Elliot dan Tulisa. Film Amerika ini dirilis tahun 2016 dengan genre fiksi romantis. Tapi lebih banyak romantisnya dari pada fiksinya. 

Trailer The Space Between Us

Awal cerita dimulai ketika seorang astronaut, Sarah Elliot, yang melakukan misi dari NASA untuk tinggal di mars. Tiga bulan di sana, baru diketahui kalau dia hamil. Akhirnya, karena gak mungkin untuk pulang ke bumi, dia melahirkan di mars dan meninggal setelah melahirkan.

Anak mars ini bernama Gardner Elliot yang diperankan oleh Assa Butterfield. Sampai di sini, ide ceritanya sangat menarik, bagus banget. ((seorang anak lahir di mars)).

Gardner gak bisa tinggal di bumi karena gravitasi bumi dan mars yang berbeda. Itulah sebabnya dia menetap di mars sampai umurnya 16 tahun.

Selama di mars, dia selalu dibimbing oleh Kendra dan Nathaniel Shepherd. Dia tumbuh jadi seorang anak yang cerdas. Saking cerdasnya dia bisa terhubung dengan Tulsa yang diperankan oleh Britt Robertson yang tinggal di bumi. Entah gimana prosesnya, mereka bisa dekat dan chattingan.

13948350-935265

Suatu hari, dia dapat kesempatan untuk ke bumi. Tapi, sesampainya di bumi, dia gak diperbolehkan pergi ke manapun karena harus ada di ruang karantina dan menjalani beberapa tes.

Hal itu yang membuat Gardner kabur dari karantina dan mencari satu-satunya teman dia di bumi, Tulsa. Sebetulnya Gardner hanya ingin melihat bumi, menjadi manusia bumi dan mencari ayahnya. Tapi, Stepherd dan Kendra gak mengizinkan, takut jantungnya gak kuat karena gravitasi yang beda itu.

Gardner akhirnya bertemu Tulsa dan memintanya untuk membantu mencari sang ayah.

Perjalanan cinta pun dimulai. Meskipun perjalanan mereka dikejar-kejar oleh Shepherd dan Kedra, mereka sampai di California, tempat ayahnya tinggal. Tapi ketika ketemu, pria yang disangka ayahnya itu justru berkata bahwa Sarah Elliot bukanlah istrinya, tapi adiknya.

Ooww!! Orang yang selama ini dicarinya ternyata pamannya.

Dan betul yang ditakuti oleh Shepherd dan Kedra, jantungnya membesar dan darah keluar dari hidung Gardner.

Saat kritis, Gardner akhirnya tahu kalau ayahnya adalah Shepherd.

space-between-us

Huhuww, akhirnya penyelamatan Gardner pun dimulai dengan membawanya kembali ke mars. Gardner dan Tulsa meyakini bahwa takdirnya berbeda. Gardner dengan gravitasi mars sedangkan Tulsa dengan gravitasi bumi.

Film yang katanya fiksi romantis ini agaknya kurang memberikan kesan fiksi. Secara singkat alurnya kayak gitu, tapi banyak yang gak masuk akal di film ini. Dan terkesan ‘buru-buru’ untuk menghadirkan percintaann Gardner dan Tulsa.

Akhirnya, cinta mereka pun terpisah jarak bumi dan mars lagi. Tapi gimana pun, mereka masih bisa chattan dan video call so easily.

tumblr_opavtlOAIY1v4a8wfo2_500

Ketika Gardner baru berada di bumi, dia selalu menanyakan kepada orang-orang yang baru ditemuinya, “apa yang kamu sukai dari bumi?” Sesungguhnya, Tulsa gak pernah mencintai bumi. Lebih tepatnya, dia membenci hidupnya karena gak ada satu orang yang dapat ia percayai. Tapi setelah Gardner datang, semuanya berubah. Tulsa mulai untuk hidup lebih damai di bumi ini.

Bagaimanapun film ini mengajarkan untuk bersyukur karena bumi masih mau nerima orang-orang–padahal orang itu mungkin udah berlaku jahat pada  bumi dengan cara selalu merusaknya. Kebayang nggak, kalau kalian jadi Gardner? Orang yang gak diterima di bumi.

Dia harus menjadi manusia mars selamanya. Mars yang ditampilkan dalam film ini adalah sebuah planet yang kosong. Gak ada lautan, gunung yang hijau, pohon, apalagi mall.

The-Space-Between-Us-Movie-Image-2

At Cafe 6: The Fate of Long Distance Relationship Is Not Favoring You and Me

maxresdefault

Kalau merasa pengen nonton film yang emosional, At Cafe 6 boleh jadi tontonan yang tepat. Film Taiwan ini dirilis tahun 2016 dan disutradarai oleh Neal Wu. Jadi filmnya masih anget-anget ee ayam gitu deh. 

Mungkin baru sedikit yang review film ini. Tapi setiap review selalu menghubungkan film ini dengan Youre The Apple of My Eyes dan Our Time. Ceritanya emang setipe, tentang school-comedy-romance. Lucunya dapet, senengnya dapet, sedihnya apa lagi.

Entah kenapa film Taiwan selalu punya plot twist yang bagus. Dan yap! Di film At Cafe 6 pun terasa banget gimana alurnya bisa mempermainkan perasaan penonton.

Film ini diperankan oleh Zijan Dong sebagai Guan Min Lu, Lin Bo Hong sebagai Xiao Bo Zhi, Cherry Ngan sebagai Li Xin Rui, dan Nini Ouyang sebagai Cai Xin Yi.

Cerita bermula ketika mobil Ms. Liang mogok di depan cafe, kemudian pemilik toko nyuruh dia masuk. Ternyata dia lagi ada masalah sama pacarnya dan itu membuat pemilik toko pun flashback ke kehidupan SMA dia di tahun 90an.

8e581478661403

Keempat tokoh tadi adalah murid sekelas di SMA. Lucunya, mereka berempat jadi sahabatan karena Min Lu suka sama Xin Rui dan Bo Zhi suka sama Xin Yi.

20160720004257

Di sini ceritanya fokus ke hubungan Min Lu dan Xin Rui yang banyak dibantu oleh Bo Zhi. Meskipun Min Lu anak yang cukup usil, tapi dia berusaha untuk memperbaiki dirinya supaya bisa jalan sama Xin Rui. Bagian ini persis banget kayak Youre The Apple of My Eye–cowok nakal suka sama cewek yang hampir sempurna. Selama masa SMA itu, benih-benih cinta di antara mereka sudah muncul.

MK3_6392

Begitu juga pas masuk perguruan tinggi. Hubungan Min Lu dan Xin Rui terpisah jarak, waktu, dan biaya. Awalnya memang manis banget, mereka berdua yakin kalau jarak bukan penghalang segalanya.

Ketika menjalani LDR, Min Lu selalu berusaha untuk nemui Xin Rui. Dia rela kerja keras supaya dapat uang dan beli tiket kereta untuk nemui Xin Rui.

“Ive worked so hard just hoping that the distance wouldnt be a problem.”

Tapi semakin dijalanin, perbedaan pun satu per satu muncul. Hubungan mereka diterpa badai padahal kelihatannya mereka baik-baik aja, tapi kenyataannya enggak. Hati Xin Rui pun berubah haluan.

5

Xin Rui tumbuh jadi orang yang tadinya pendiem jadi agak ceria, dia pun punya obsesi sendiri untuk masa depannya. Sedangkan Min Lu cuma pengen menjalani hidup yang biasa aja asal ada Xin Rui. Sumpah ni cowok tulus banget. Tapi perbedaan itulah yang jadi guncangan kuat.

“the distance only surfaces our differences.”

Intinya perbedaan tercipta karena jarak. Dan memang betul karena ketika deket, perbedaan itu jadi samar, bahkan gak keliatan.

Setiap ada masalah dan merasa galau, Bo Zhi selalu ada untuk menghibur Min Lu. Kebetulan mereka satu universitas dan tinggal di satu kamar. Persahabatan merek bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Akrab banget kayak bromance.

LDR membuat hubungan mereka sampai di ujung tanduk. Ketika komunikasi lewat telepon hanya sebatas say hello say goodbye, dan pertemuan pun terasa hambar karena ya gitu, dikit-dikit marah, deket-deket salah.

2654675-652c5cd54c17eddf

Suatu hari, Xin Rui ulang tahun. Jadi Min Lu minta Bo Zhi untuk nemenin dia ke Taipei. Bukan naik kereta, tapi naik motor, dan keadaannya lagi hujan badai. Tapi ketika sampai, Xin Rui malah lagi jalan sama cowok lain. Sakit dong 🙂

Mereka akhirnya membicarakan hubungan mereka. Mau bagaimana pun, Xin Rui udah merasa bahwa segalanya banyak berubah. Mau bilang “aku berusaha untuk kamu, cari uang untuk nemuin kamu, aku selalu ada di sini.” Toh nyatanya Min Lu gak selalu di samping Xin Rui. Hehehe

“the reality can make us more mature. the process might be tough, but it cant be refused or denied by working hard. you denied the reality. you refuse to acknowledge our differences.”

Kan bener yang berusaha kalah dengan yang selalu ada meskipun dia udah berusaha untuk selalu ada.

Penderitaan Min Lu makin parah ketika ibunya meninggal. Dia belum sempat nengokin ibunya yang sakit, tau-tau meninggal. Fase depresi ini gak terlalu diperlihatkan. Sampai akhirnya Min Lu dan Xin Rui ketemu lagi dan mereka berduaan nonton kembang api di pantai.

Tapi hal itu gak membuat mereka balik lagi.

Sudah sampai di situ cerita kembali ke pemilik toko. Ceritanya dia udah selesai flashback nya.

Inilah ending yang nggak disangka-sangka. Mungkin awalnya penonton mikir kalau pemilik toko adalah Min Lu karena pas pacaran, dia pengen bantuin Xin Rui untuk punya cafe kopi sendiri. Ternyata penonton salah.

Pemilik toko itu adalah Bo Zhi, dia diminta Min Lu untuk bikin cafe karena itu adalah cita-citanya.

Min Lu nya ke mana? Min Lu akhirnya bunuh diri karena depresi.

Memang di film ini gak dikasih tahu secara jelas kalau dia bunuh diri. Tapi kelihatan dari surat yang dibaca Bo Zhi, itu menggambarkan rasa depresinya yang mendalam.

Di suratnya dia bilang kalau dia ingin tumbuh dewasa bareng Bo Zhi, termasuk nyari perempuan bareng. Alangkah indahnya kalau Min Lu jadian sama Xin Rui karena Bo Zhi berhasil dapetin hati Xin Yi, cewek yang sudah ditaksirnya dari SMA. Mereka seharusnya bisa double date. Tapi ya gimana, skenarionya gitu 😦

Sedih banget pas Bo Zhi ke pantai untuk mengenang Min Lu. Dia joget-joget kayak yang selalu dilakuin semasa mereka bersahabat. Sedih banget pokoknya. Gak nyangka kenapa dia bunuh diri padahal ada sahabatnya yang selalu support dia.

Tong-Zi-Jian

Dan di akhir, ada adegan Bo Zhi manggil Min Lu. Entah kenapa itu ngena banget karena memang itulah isyarat selamat tinggalnya.

Sayangnya, kehidupan Xin Rui gak ditampakin. Sebagai penonton, rasanya skenario ini cukup gak bertanggung jawab karena bagaimana pun 89% film ini bercerita tentang hubungan Xin Rui dan Min Lu tapi Xin Rui sendiri entah gimana kehidupan selanjutnya.

Film ini mengajarkan bahwa dipertahankan dan diutamakan bukan hal yang selalu menyenangkan. Kadang kita mikir diperlakukan seperti itu bisa membuat bahagia dan hubungan awet. Tapi ternyata itu salah. Justru ketika kita dipertahankan dan diutamakan oleh orang yang sudah tersisih di hati kita, kita akan merasa sangat bersalah karena udah nyakitin dia dengan gak bisa memperlakukan dia hal yang sama.

Kemudian, mungkin bener, orang yang selalu berusaha akan kalah dengan yang selalu ada, meskipun dia udah berusaha untuk selalu ada.

​The Edge of Seventeen: Just Wishful Daydreaming

the-edge-of-seventeen

Pernah berpikir, kenapa hidup gue kok gini banget, ya? Kalau iya, kurang lebih itulah yang dirasakan oleh Nadine dalam film The Edge of Seventeen.  

Film asal Amerika ini dirilis tahun 2016 dan disutradarai oleh Kelli Fremon Craig. Ceritanya cukup dekat dengan kehidupan anak SMA dan mungkin banyak juga yang merasakan hal sama seperti tokoh utamanya.

Trailer The Edge of Seventeen

Tokoh dalam film ini ada Hailee Steinfeld sebagai Nadine, Haley Richardson sebagai Krista, Blake Jenner sebagai Darian, dan banyak lagi.

Nadine seorang remaja yang merasa hidupnya ancuuuur banget seolah kebahagiaan gak pernah berpihak ke dirinya. Sedangkan kakaknya, Darian, selalu diberkati, dia populer, punya banyak temen, dan ya, ganteng.

“There are two types of people in the world: The people who naturally excel at life. And the people who hope all those people die in a big explosion.”

THE EDGE OF SEVENTEEN

Emang kehidupan kakak-beradik ini bertolak belakang banget sejak kecil. Tapi sebetulnya Nadine ga sial-sial banget karena dia dapat satu temen yang super baik, namanya Krista.

Nadine itu orangnya minder, gak percaya diri sendiri, merasa paling aneh, dan ancur banget. Tapi kalau dilihat lagi dia itu cuma kekanak-kanakan dan sedikit depresi.

The-Edge-of-Seventeen-Photo-4

Suatu hari, Krista teman satu-satunya malah jalan sama kakaknya. Itu bikin Nadine kesel banget dan gak terima. Meskipun Krista udah minta maaf, tapi bocah satu ini malah terus menerus mendumal.

“You know, ever since we were little, I would get this feeling like… Like I’m floating outside of my body, looking down at myself… And I hate what I see… How I’m acting, the way I sound. And I don’t know how to change it. And I’m so scared… That the feeling is never gonna go away.”

Akhirnya mereka berhenti berteman. Emang salah Nadine juga sih.

Di kehidupannya yang suram, ada Erwin yang diperankan oleh Hayden Szeto, dia diam-diam udah naksir Nadine tapi Nadine malah naksir seniornya, Nick.

Erwin baiiiiikkk banget. Polos, lugu, dan perhatian ke Nadine. Dia banyak mengisi hari-hari Nadine meskipun terkesan, dari pada terus depresi, jalan sama Erwin gapapa deh.

Yah begitulah, Nadine banyak membuat kekacauan. Dia merasa Darian lebih beruntung, ibunya lebih sayang Darian, dan teman satu-satunya malah pacaran sama kakaknya.

hero_Edge-of-Seventeen-2016

Selama masa depresi yang tiada akhir, ada guru sejarahnya, Mr. Bruner, yang selalu denger dumelan si Nadine.

“Life’s about taking risks. Don’t be afraid to put yourself out there.”

Acting Hailee bagus banget, sangat-sangat mendalami perannya sebagai cewek labil yang suka marah-marah! Terlebih pas dia marah-marah ke Mr. Bruner. Huww kata-katanya pedes banget tambah lagi tampang Nadine ngeselin. Tapi Mr. Burner selalu baik. Meskipun gak ngasih solusi tapi dia selalu mencoba bikin Nadine untuk relax dan berpikir sedikit santai.

Kekacauan Nadine makin menggila saat dia ngirim pesan ke Nick dan minta bercinta. Ini jijik banget dan tingkah dia yang paling ceroboh sih.

Daaan oon nya dia beneran pergi bareng Nick. Tapi akhirnya dia tau kalau Nick gak suka sama dia dan cuma pengen berhubungan badan aja.

Di sisi lain, ibunya marah banget karena Nadine bikin darah tinggi mulu. Pokoknya ulah dia tuh kekanak-kanakan banget dan sering ngerepotin.

Gara-gara peristiwa bareng Nick, Nadine agak ketampar bahwa selama ini dia udah melakukan hal yang salah. Sebetulnya Darian tuh sayang sama Nadine dan udah gemes banget lihat kelakuan adiknya.

THE EDGE OF SEVENTEEN, from left: Hailee Steinfeld, Hayden Szeto, 2016. ph: Murray Close /© STX

Akhir ceritanya antiklimaks banget karena–ya udah gitu aja. Mereka baikan, Nadine dan Krista juga kembali saling sapa. Dan akhirnya Nadine mulai membuka hati untuk Erwin.

Hal paling menarik dari film ini adalah acting Hailee. Feel nya dapet. Tampang nyebelinnya apalagi! Selain itu, di balik ending yang terlalu gampang, film ini merepresentasikan jiwa anak muda kebanyakan. Dilihat dari judulnya aja sudah ketahuan kan. Pesan moralnya: jangan terlalu suuzon sama hidup karena kalau udah suuzon, yang ada prasangka itu malah kejadian beneran.