Kalau ditanya film romantis apa yang paling seru? jawaban pertama gue adalah film You are the Apple of My Eyes. Film Taiwan ini diadaptasi dari novel dengan judul sama. Film ini diangkat dari kisah nyata sang penulis sekaligus sutradara, Giddens Ko. Apa ya… pas tau ini film diangkat dari kisah nyata, gue ngebayangin, kok ada ya, kisah percintaan yang sebegini mengharukannya. hehe. Kok ada ya kisah cinta yang setulus ini. hehe.
Pemeran utama film ini adalah Ko Chen Tung sebagai Ko Ching Teng dan Michelle Chen sebagai Shen Chia Yi. Keduanya berhasil banget memberikan peran terbaiknya, sebab sehabis nonton ini, air mata gue mengalir begitu saja… dan juga hati ini seolah tersayat perih. wkwk.
Shen Chia Yi merupakan siswi teladan, cantik, dan pinter. Dia adalah idola di SMA nya. Dan juga banyak disukai oleh cowok-cowok, termasuk teman-temannya Ko Teng. Banyak cara digunakan untuk menaklukan hati Chia Yi, tapi satu pun gak ada yang berhasil sebab ya emang caranya konyol semua, sih.
Nah, Ko Teng awalnya gak begitu tertarik sama Chia Yi, juga gak begitu dekat. Sampai suatu hari, Ko Teng dan temannya bikin ulah di kelas. Dia mastubrasi di kelas dong! Dan hal itu membuat dia harus duduk di depan Chia Yi. Jelas saja itu PR buat Chia Yi karena dia harus mengawasi Ko Teng yang super bandel dan malas belajar untuk gak main-main selama belajar.
Selanjutnya, pada pelajaran Bahasa Inggris, Chia Yi lupa bawa buku paket. Ko Teng yang awalnya merasa seru kali, ya, kalau murid teladan dihukum, tiba-tiba berubah pikiran dan langsung ngasih bukunya ke Chia Yi. Jadi, dia deh yang kena hukuman. Gara-gara itu, Chia Yi jadi berniat untuk ngajarin Ko Teng semua pelajaran supaya nilainya bisa bagus. Tambah lagi dalam buku itu, Ko Teng nulis, “Shen Chi Yi sebenarnya manis juga kalau tersenyum.” Jadi melting, deh…
Dengan beralasan mau mengucapkan terima kasih, Chia Yi mulai memberikan soal-soal untuk Ko Teng. Awalnya, Ko Teng gak mau peduli, tetapi kata-kata magis dari Chia Yi bikin dia akhirnya tergerak dan sedikit demi sedikit mau belajar.
Ko Teng akhirnya mengerti bahwa belajar itu susah, makanya orang yang bisa belajar adalah orang yang hebat.
Dia pun tahu bahwa pada dasarnya, meskipun suatu hari dia melupakan pelajaran hari ini, tetapi dengan belajar artinya dia berusaha untuk melakukan atau mempunyai tekad untuk melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan. Gitu lah pokoknya.
Berkat Shen Chia Yi, belajar pun menjadi satu hal yang candu.. Sampai mereka berdua bikin taruhan, kalau nilai Ko Teng lebih tinggi, Shen Chia Yi harus mengikat rambutnya.
Dan… ya, jelas saja, nilai Ko Teng berada di bawah Chia Yi. Tapi gimana, ya, taruhan ini membuat mereka 200% lebih dekat dari sebelumnya.
Ko Teng pun langsung membotakan rambutnya dan keesokan harinya, Chia Yi mengikat rambutnya dan membuatnya 10000% lebih cantik dari sebelumnya.
Graduation pun tiba. Dan itu artinya, mereka harus berpisah dengan jalannya masing-masing. Chia Yi kuliah di Taiwan ngambil jurusan pendidikan. Ko Teng di luar kota, gak tahu jurusan apa. Teman-temannya yang lain pun kuliah di tempat yang berbeda dan menjalani hidupnya masing-masing.
Saat semester awal, hubungan Ko Teng dan Chia Yi masih sangat hangat. Tiap malam, Ko Teng sering nelepon Chia Yi dan saat libur semester, mereka pun ketemuan untuk jalan bersama. Saat liburan ini, mereka romatis banget dan di sini Chia Yi dan Ko Teng udah menunjukkan rasa sukanya. Tapi, sayang sekali, karena Ko Teng ngerasa gak pede dan takut banget ditolak, dia pun memutuskan untuk terus menyukai Chia Yi. Dia bilang,
“Shen Chia Yi, aku menyukaimu. Sangat menyukaimu. Suatu hari nanti aku akan mendapatkanmu. Sepuluh juta persen akan mendapatkanmu.”
“Apa kau mau tahu jawabannya sekarang? Aku bisa menjawabmu.”
“Tidak, aku tidak bertanya jadi kau tidak boleh menolakku. Biarkan aku tetap mencintaimu…”
Selesai liburan, masa perkuliahan pun kembali dimulai. Entah kesurupan apa, jiwa kekanak-kanakan Ko Teng pun muncul lagi. Dia berniat untuk mengadakan kompetisi bertarung.
Dari sini, Chia Yi datang dan sedih karena kenapa sih Ko Teng harus menyakiti dirinya sendiri. Ko Teng yang saat itu babak belur malah menyangka bahwa Chen Yi gak bisa membiarkannya bahagia dan bebas. Gara-gara itu, mereka berdua akhirnya berpisah dan lost contact.
Sehabis itu, Chia Yi pernah pacaran sama A Ho, temennya Ko Teng yang dari SMA suka sama Chia Yi.
Suatu hari, ada gempa dan pusatnya di Taiwan–yang berarti di tempatnya Chia Yi. Ko Teng yang juga merasakan gempa itu langsung mencoba untuk menelpon Chia Yi. Dia lari-lari mencari sinyal untuk bisa menghubungi Chia Yi.
Saat teleponan itu, mereka membicarakan masa-masa ketika SMA. Aww sweet banget wkwkkwkw. Ko Teng bilang,
“Apa kamu percaya dunia paralel, mungkin di dunia itu kita sedang bersama.”
“Betapa irinya pada mereka…” Jawab Chia Yi.
Udah jelas banget bahwa sebetulnya, Chia Yi juga punya perasaan yang sama.
Waktu berlalu dan mereka pun gak saling temu. Tiba-tiba Ko Teng dapat telepon dari Chia Yi. Di telepon itu, ternyata Chia Yi mengundangnya ke acara pernikahan dia… hahaha what a funny 🙂
Di pesta pernikahan Chia Yi, semua teman masa SMA nya datang. Mereka bernostalgia tentang gimana mereka saat SMA. Meskipun mereka sangat menyukai Chia Yi, tapi mereka sangat fair dan solid, gak ada pertengkaran maupun rebutan. Sangat supportif 🙂 Meskipun begitu, hanya Ko Teng yang benar-benar mendapatkan hati Chia Yi. Karena kalau dilihat dari usaha, usaha Ko Teng yang paling natural…
“kamu tidak mengerti, kalu kamu sangat menyukai seorang wanita, kamu akan tahu, untuk mendoakan dia bahagia menikah dengan orang lain adalah selamanya hal yang tidak mungkin.” – Ko Teng
Dan… eng ing engg….
Saat mereka lagi ngobrolin tentang Chia Yi, Chia Yi datang bersama suaminya. Dengan gaun putih. Dan gandeng suaminya 🙂 Dia tersenyum bahagia banget….
Saat Ko Teng melihat Chia Yi, dia tertegun dan sangat iklas memberikan tepuk tangan untuk kebahagiaan mereka berdua.
Ko Teng pun sadar bahwa ketika dia melihat orang yang amat dia cintai bahagia, maka dia akan hanyut dalam kebahagiaan itu juga. Memang itu agak sedikit impossible, sih, karena bagaimana bisa kita yang udah berjuang mati-matian bisa melihat orang yang kita sayang sama orang lain?
“Aku salah…
Ternyata saat kau sangat menyukai seorang wanita, ketika ada seseorang yang menyayanginya, mengasihinya, maka kamu akan benar-benar dari hati terdalam mendoakan dia bahagia selamanya.”
percaya atau engga… tapi sejujurnya ini film sangat tidak bisa dipercaya, sih.
Slideshow ini membutuhkan JavaScript.
Sehabis itu, scene pun flash back saat masa remaja mereka di SMA. Ternyata, Chia Yi sudah menyukai Ko Teng dari SMA. Justru sikap kekanak-kanakannya yang membuat Chia Yi bahagia dan tentu saja sikap Ko Teng yang mau berusaha menjadi lebih baik dan giat belajar membuat Chia Yi mencintainya. hehehe
Selain itu, saat liburan semester. Saat Ko Teng bilang, “Biarkan aku tetap mencintaimu.” Saat itu juga Chia Yi bilang, “Mari kita pacaran.”
Memang mereka gak officially pacaran, sih, tetapi sebenarnya, Ko Teng telah mendapatkan hati Chia Yi secara utuh.
Entah film ini beneran dari kisah nyata penulis dan sutradaranya atau ada modifikasi, film ini patut diapresiasi karena semua genre ada pada film ini. I mean ada genre romance nya, comedy, juga drama.
Dan pastinya, banyak banget quotes penting yang bisa ditanamkan dalam hidup. Beberapanya adalah…
“Karena pernah kamu sukai,aku jadi sulit untuk merasa orang lain benar-benar menyukaiku”
“Dalam percintaan, masa paling romantis adalah masa pendekatan,pada saat sudah benar-benar jadian, banyak perasaan yang akan sirna”
“Dalam menuju dewasa, hal yang paling kejam adalah perempuan selalu lebih dewasa dari laki-laki seumurnya. Kedewasaan seorang perempuan, tidak ada satupun laki-laki yang bisa menampungnya.”